Raden Ajeng
Kartini, atau yang sering dipanggil Kartini, adalah salah satu pahlawan
Indonesia. Beliau lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879, dan meninggal di
Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 17 Desember 1904. Saat meninggal, Beliau baru
menginjak umur 25 tahun. Sosok beliau dikenal sebagai pelopor kebangkitan
perempuan pribumi.
Kartini
adalah sosok yang telah memperjuangkan pendidikan bagi para kaum wanita di
Indonesia. Ide-ide besarnya itulah yang
dapat membuat pendidikan bagi para wanita terus maju dan berjalan. Beliau
adalah sosok yang sangat berani karena beliau telah membuat derajat wanita
menjadi setara dengan pria. Beliau juga memberantas kebodohan dan memajukan
kaumnya. Beliau bahkan membuka sekolah
untuk para remaja wanita pada zaman itu. Ia mengajarkan menjahit, menyulam,
memasak, dan sebagainya.
Bayangkan
jika tidak ada Kartini, apa yang akan terjadi? Bisa saja sampai saat ini para
wanita tetap dipandang jauh derajatnya dari kaum laki-laki, tidak bisa mencari
ilmu hingga ke luar negeri seperti sekarang. Wanita tidak bisa bebas mencari
pendidikan dimana-mana. Perjuangan Kartini telah menginspirasi berbagai wanita
di Indonesia untuk membuktikan bahwa wanita juga bisa memberi kontribusi bagi
Indonesia maupun dunia. Beberapa wanita Indonesia telah membuktikannya.
Kartini
jangan hanya dikenang saja, namun contoh sikapnya. Di era modern ini, masih ada
wanita yang memperjuangkan pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah Butet
Manurung. Lahir pada 21 Februari 1972, Manurung mendirikan ‘Sokola Rimba’,
yaitu sekolah untuk warga Rimba. Hal ini berawal dari sebuah iklan yang
membutuhkan pengajar untuk warga Rimba. Sekolah ini didirikan karena kesadaran
pendidikan warga Rimba yang kurang, menganggap bahwa pendidikan adalah budaya
luar. Manurung mengajari mereka membaca dan berhitung agar kelak nanti, warga
Rimba tidak lagi sering tertipu oleh surat perjanjian palsu dan menyebabkan
kerugian kepada warga Rimba. Sekolahnya pun sederhana dan bersifat nomaden.
Berkat jasanya, Manurung menerima berbagai macam penghargaan, baik nasional
maupun internasional.
Kita
juga harus mencontoh keinginan mereka untuk memberantas kebodohan dan
membanggakan Indonesia. Kita merayakan hari Kartini setiap tanggal 21 April
untuk menjadi pengingat agar kita dapat menjadi lebih baik.
[Diva dan Nisa]